PEMERIKSAAN /
DIAGNOSA KLINIK
Diagnosa klinik merupakasn suatu
metode pemeriksaan yang dilakukan terhadap ternak yang sedang sakit ataupun
diduga sakit. Diagnosa klinik biasa dilakukan terhadap ternak yang terindikasi
mengidap suatu penyakit tertentu. Pokok bahasan yang terdapat didalam diagnosa klinik
adalah :
1.
Tanda-Tanda Umum Ternak
Sakit
Merupakan tanda atau penunjukan adanya penyakit, ditunjukan
berupa gejala-gejala yang dapat diketahui secara umum. Contohnya ialah bentuk
tubuh yang berubah ( kurus ), terjadi perubahan warna pada organ tertentu,
pembengkakan, dan gejala yang dapat diketahui melalui media lain seperti
kotoran ( diare ). Tanda-tanda yang terlihat atau ditemui pada ternak penderta
/ sakit dinamakan gejala sakit/simpton, atau sering dinamakan gejala klinik /
klinis. Gejala klinis khusus, timbul sebagai reaksi dari kelainan pada suatu
organ tubuh ternak. stiap kelainan dalam system organ tubuh akan menunjukan
gejala yang khas. Contohnya antara lain :
a.
Organ pernafasan : batuk,
sesak nafas, ngorok, dan pernafasan cepat ( dispnu )
b.
Pencernaan : muntah (
vomitus ), mencret ( diare ), dan kembung ( bloat)
c.
Susunan syaraf pusat :
gelisah ( nervous ), lesu/depresi, kejang-kejang ( konvulsi ), dan lumpuh (
paralisis ).
Dengan melihat gejala klinis pada ternak, gejala penyakit
tersbut dapat cepat ditanggulangi, sehingga resiko penyebaran penyakit dapat
segera dicegah yang disertai dengan tindakan pengobatan.
2.
Metode Pemeriksaan klinik
Terdapat 4 macam metode yang biasa
digunakan dalam diagnose klinik terhadap ternak, yaitu :
a.
Palpasi ( meraba )
b.
Melihat ( inspeksi )
c.
Mengetuk ( perkusi )
d.
Auskultrasi ( mendengar )
Keempat metode tersebut akan menunjang informasi yang
didapat guna mengetahui penyakit yang sedang diderita ternak, yang selanjutnya
akan diberikan penanganan lanjutan serupa terapi / pengobatan.
3.
Tata cara pemeriksaan
Terdapat empat tahap pemeriksaan penyakit,
yaitu:
a.
Anamnesa/riwayat penyakit
Anamnesa merupakan wawancara terhadap pemilik ternak
mengenai kondisi yang sedang diderita ternaknya. Anamnesa bertujuan untuk
mendapatkan informasi yang detail mengenai keadaan yang sedang dialami ternak
tersebut. Sebab peternak lah yang paling mengetahui kondisi trnaknya sendiri.
Dalam anamnesa yang haru ditanyakan antaralain : tanda umum yang ditunjukan
ternak, jumlah ternak yang sakit, lamanya ternak sakit dan penanganan yang
telah diberikan ( pengobatan ). Dengan melakukan anamnesa, kita dapat mengetahui
peta/ jalur penyakit yang sedang diderita.
b.
Pemeriksaan Kondisi
Penderita ( Ternak )
Pemeriksaan kondisi penderita merupakan serangkaian
pemeriksaan pada pasien ( ternak ) secara sistematik berdasarkan gejala-gejala
yang dapat diamati pada system organ.metode pemeriksaan diterapkan pada
langkah-langkah pemeriksaan. Pemeriksaan umum penderita dimulai dari suatu
jarak yang tidak memngganggu keternakan ternak, dan dilakukan secara
perlahan-lahan serta hati-hati. Organ-organ dan hal yang perlu diperhatikan antaralain
:
1.
Signalemen/tanda-tanda
2.
Keadaan umum
3.
Frekuensi nafas, pulsus,
dan suhu tubuh
4.
Kulit dan bulu
5.
Selaput lender/mukosa
6.
Kelenjar limfe
7.
Susunan alat pernafasan
8.
Susunan pencernaan
9.
Susunan alat peredaran
darah
10.
Susunan alat perkencingan
dan kelamin
11.
Susunan syaraf
12.
Anggota-anggota gerak
13.
Pemeriksaan laboratorium
c.
Diagnosa
Diagnose merupakan suatu kesimpulan / penentuan
penyakit yang didasarkan pada gejala klinis dan dat yang diambil pada waktu
pemeriksaan.penamaan penyakit / diagnosis tergantung dari data utama yang
muncul secara klinis / benar. Terdapat beberapa diagnose yang dapat diterapkan,
yaitu :
1.
Diagnosa sistomatis,
yaitu diagnose yang dapat dikatakan sebagai diagnose sementara. Hal
tersebut dikarenakan diagnose yang diberikan masih belum pasti yang disebabkan
lemahnya data hasil pemeriksaan.
2.
Diagnosa organoleptik,
merupakan diagnose yang diberikan
jika sudah dapat mengenali dengan pasti tanda-tanda klinis suatu penyakit, yang
berasal dari organ tertentu.
3.
Diagnosa kausatif,
merupakan diagnose yang apabila penyebab pasti
penyakit sudah dapat dikenali dan tanda-tanda penyakit lainya sudah muncul dan
diyakini dan gejala tersebut pada umumnya dapat diketahui secara spesifik.
d.
Prognosa
Prognosa merupakan suatu ramalan yang dilakukan terhadap
pasien, yang didasarkan pada kondisi pasien, jenis penyakit, patogenis
penyakit, dan respon pasien terhadap pengobatan yang diberikan.
Terdapat 3 kriteria prognosa, yaitu :
1.
Fausta, apabila kemungkinan
besar pasien dapat sembuh
2.
Dubius, apabila kemungkinan
ternak dapat sembuh dan tidak sembuh ( mati ) 50:50 %
3.
Infausta, apabila
kemungkinan besar pasien tidak dapat disembuhkan ( ternak akan mati ).
Setelah melakukan serangkaian
kegiatan tersebut, kemudian dapat dilakukan tindakan – tindakan pendukung
lainnya. Pada hewan ternak perhitungan secara ekonomis juga merupakan hal yang
perlu menjadi perhitungan. Apabila kemungkinan ternak sembuh sangat kecil dan
memakan biaya yang besar, maka lebih baik ternak tersebut dijual. Jadi init
dari pengobatan ialah mencari jalan terbaik agar tidak terjadi kerugian dan
ternak pun tumbuh dengan baik.
Materi ini merupakan materi yang
penulis terima dari mata kuliah Kesehatan ternak, materi Pemeriksaan Klinik
ditulis berdasarkan referensi dan pengetajuan yang sedikit ketahui penulis.
Penulis menyajikan materi ini ketika akan melaksanakan responsi/test setelah
praktikum. Dengan materi yang terbatas dan mudah-mudahan sesuai, Semoga materi
ini bermanfaat :)
“Bentuk
kasih sayang dari hewan peliharaan adalah sesuatu yang mereka hasilkan, oleh
karena itu sayangilah hewan peliharaan layaknya makhluk hidup yang perlu kasih
sayang. Jangan anggap hewan peliharaan sebagai mesin penghasil produk “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar