Minggu, 17 Juni 2012

                       PEMERIKSAAN / DIAGNOSA KLINIK



  
Diagnosa klinik merupakasn suatu metode pemeriksaan yang dilakukan terhadap ternak yang sedang sakit ataupun diduga sakit. Diagnosa klinik biasa dilakukan terhadap ternak yang terindikasi mengidap suatu penyakit tertentu. Pokok bahasan yang terdapat didalam diagnosa klinik adalah :
  1.       Tanda-Tanda Umum Ternak Sakit
Merupakan tanda atau penunjukan adanya penyakit, ditunjukan berupa gejala-gejala yang dapat diketahui secara umum. Contohnya ialah bentuk tubuh yang berubah ( kurus ), terjadi perubahan warna pada organ tertentu, pembengkakan, dan gejala yang dapat diketahui melalui media lain seperti kotoran ( diare ). Tanda-tanda yang terlihat atau ditemui pada ternak penderta / sakit dinamakan gejala sakit/simpton, atau sering dinamakan gejala klinik / klinis. Gejala klinis khusus, timbul sebagai reaksi dari kelainan pada suatu organ tubuh ternak. stiap kelainan dalam system organ tubuh akan menunjukan gejala yang khas. Contohnya antara lain :
a.    Organ pernafasan : batuk, sesak nafas, ngorok, dan pernafasan cepat ( dispnu )
b.    Pencernaan : muntah ( vomitus ), mencret ( diare ), dan kembung ( bloat)
c.     Susunan syaraf pusat : gelisah ( nervous ), lesu/depresi, kejang-kejang ( konvulsi ), dan lumpuh ( paralisis ).

Dengan melihat gejala klinis pada ternak, gejala penyakit tersbut dapat cepat ditanggulangi, sehingga resiko penyebaran penyakit dapat segera dicegah yang disertai dengan tindakan pengobatan.

  2.       Metode Pemeriksaan klinik
Terdapat 4 macam metode yang biasa digunakan dalam diagnose klinik terhadap ternak, yaitu :
a.    Palpasi ( meraba )
b.    Melihat ( inspeksi )
c.     Mengetuk ( perkusi )
d.    Auskultrasi ( mendengar )

Keempat metode tersebut akan menunjang informasi yang didapat guna mengetahui penyakit yang sedang diderita ternak, yang selanjutnya akan diberikan penanganan lanjutan serupa terapi / pengobatan.

  3.       Tata cara pemeriksaan
Terdapat empat tahap pemeriksaan penyakit, yaitu:

a.    Anamnesa/riwayat penyakit
Anamnesa merupakan wawancara terhadap pemilik ternak mengenai kondisi yang sedang diderita ternaknya. Anamnesa bertujuan untuk mendapatkan informasi yang detail mengenai keadaan yang sedang dialami ternak tersebut. Sebab peternak lah yang paling mengetahui kondisi trnaknya sendiri. Dalam anamnesa yang haru ditanyakan antaralain : tanda umum yang ditunjukan ternak, jumlah ternak yang sakit, lamanya ternak sakit dan penanganan yang telah diberikan ( pengobatan ). Dengan melakukan anamnesa, kita dapat mengetahui peta/ jalur penyakit yang sedang diderita.

b.    Pemeriksaan Kondisi Penderita ( Ternak )
Pemeriksaan kondisi penderita merupakan serangkaian pemeriksaan pada pasien ( ternak ) secara sistematik berdasarkan gejala-gejala yang dapat diamati pada system organ.metode pemeriksaan diterapkan pada langkah-langkah pemeriksaan. Pemeriksaan umum penderita dimulai dari suatu jarak yang tidak memngganggu keternakan ternak, dan dilakukan secara perlahan-lahan serta hati-hati. Organ-organ dan hal yang perlu diperhatikan antaralain :
1.       Signalemen/tanda-tanda
2.       Keadaan umum
3.       Frekuensi nafas, pulsus, dan suhu tubuh
4.       Kulit dan bulu
5.       Selaput lender/mukosa
6.       Kelenjar limfe
7.       Susunan alat pernafasan
8.       Susunan pencernaan
9.       Susunan alat peredaran darah
10.   Susunan alat perkencingan dan kelamin
11.   Susunan syaraf
12.   Anggota-anggota gerak
13.   Pemeriksaan laboratorium

c.     Diagnosa
Diagnose merupakan suatu kesimpulan / penentuan penyakit yang didasarkan pada gejala klinis dan dat yang diambil pada waktu pemeriksaan.penamaan penyakit / diagnosis tergantung dari data utama yang muncul secara klinis / benar. Terdapat beberapa diagnose yang dapat diterapkan, yaitu :
1.    Diagnosa sistomatis,
yaitu diagnose yang dapat dikatakan sebagai diagnose sementara. Hal tersebut dikarenakan diagnose yang diberikan masih belum pasti yang disebabkan lemahnya data hasil pemeriksaan.
2.    Diagnosa organoleptik,
 merupakan diagnose yang diberikan jika sudah dapat mengenali dengan pasti tanda-tanda klinis suatu penyakit, yang berasal dari organ tertentu.
3.    Diagnosa kausatif,
merupakan diagnose yang apabila penyebab pasti penyakit sudah dapat dikenali dan tanda-tanda penyakit lainya sudah muncul dan diyakini dan gejala tersebut pada umumnya dapat diketahui secara spesifik.

d.    Prognosa
Prognosa merupakan suatu ramalan yang dilakukan terhadap pasien, yang didasarkan pada kondisi pasien, jenis penyakit, patogenis penyakit, dan respon pasien terhadap pengobatan yang diberikan.
Terdapat 3 kriteria prognosa, yaitu :
1.       Fausta, apabila kemungkinan besar pasien dapat sembuh
2.       Dubius, apabila kemungkinan ternak dapat sembuh dan tidak sembuh ( mati ) 50:50 %
3.       Infausta, apabila kemungkinan besar pasien tidak dapat disembuhkan ( ternak akan mati ).
Setelah melakukan serangkaian kegiatan tersebut, kemudian dapat dilakukan tindakan – tindakan pendukung lainnya. Pada hewan ternak perhitungan secara ekonomis juga merupakan hal yang perlu menjadi perhitungan. Apabila kemungkinan ternak sembuh sangat kecil dan memakan biaya yang besar, maka lebih baik ternak tersebut dijual. Jadi init dari pengobatan ialah mencari jalan terbaik agar tidak terjadi kerugian dan ternak pun tumbuh dengan baik.

Materi ini merupakan materi yang penulis terima dari mata kuliah Kesehatan ternak, materi Pemeriksaan Klinik ditulis berdasarkan referensi dan pengetajuan yang sedikit ketahui penulis. Penulis menyajikan materi ini ketika akan melaksanakan responsi/test setelah praktikum. Dengan materi yang terbatas dan mudah-mudahan sesuai, Semoga materi ini bermanfaat :)

  
“Bentuk kasih sayang dari hewan peliharaan adalah sesuatu yang mereka hasilkan, oleh karena itu sayangilah hewan peliharaan layaknya makhluk hidup yang perlu kasih sayang. Jangan anggap hewan peliharaan sebagai mesin penghasil produk “




Tidak ada komentar:

Posting Komentar