Minggu, 01 Desember 2013

Jawaban Atas Sebuah Do'a Tulus....


Mungkin ini adalah jawaban atas semua pertannyaan yang selama ini terbesit dalam fikiran, impian dan harapan. Pertanyaan yang entah pada siapa harus saya pertanyakan ataupun saya kritisi sekalipun. Pola pemikiran dan harapan yang selalu berkembang bagai bunga yang sedang merekah.

Bukanlah batang yang harus ia kuatkan, namun lebih ditekankan pada akar dimana sang batang menaruhkan harapannya. Ya akar itu adalah doa dan keyakinan.

Itulah doa dan harapan yang selalu saya ucapkan. Sebait puisi yang mungkin mewakilkan angin pada laut, sehingga terjadilah suatu hubungan timbal balik yang abadi, dan berhenti pada hari nanti.
PUISI DARI SANG PEMEGANG HATI.
Jika aku mencintaimu kerana kegantengan mu, Meredupkan pandangan di mataku, Kemudian aku bertanya pada diriku sendiri, Saat kegantengan itu memudar ditempuh usia, Seberapa pudarkah kelak cintaku padamu? Jika aku mencintaimu kerana keramahanmu, Memberi kehangatan dalam setiap sapaanmu, Kemudian aku bertanyakan diri sendiri, Kiranya keramahan itu tertutup kabut prasangka, Seberapa mampu cintaku memendam praduga? Jika aku mencintaimu kerana cerdasnya dirimu, Membuatku yakin pada setiap pekerjaanmu, Kemudian aku bertanyakan diri sendiri, Tika kecerdasan itu hilang meniti usia, Seberapa bijak cintaku untuk tetap bersamamu?

Kamis, 25 Juli 2013

YAAA, PUASA MEMANG MEMBAWA BERKAH




Hari itu, selasa 23 Juli 2013. Pagi itu rencananya saya beserta ketiga rekan saya berencana untuk melancong ke kota Banjarnegara Jawa Tengah, dalam rangka untuk mencari data mengenai peternakan dan kependudukan di Kabupaten Bankarnegara. Rekan saya terdiri dari tiga orang senior yang memiliki latarbelakang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama, yaitu mencari data untuk syarat kelengkapan persiapan penelitian yang akan dilakukan.  Objek dari bahan penelitian yang kami cari ialah mengenai sosial ekonomi peternak Sapi Potong di Kabupaten Banjarnegara.  Hal tersebut dilakukan guna mencari pengaruh sosial ekonomi terhadap kehidu[pan masyarakat, sehingga ada data yang telah di analisis untuk dijadikan indicator penerapan kebijakan dalam hal pengembangan peternakan Sapi Potong di Banjarnagara.  Singkat cerita kami telah menyusun strategi dan rencana, tempat mana saja yang akan kami kunjungi.
Pagi itu saya bergegas berangkat dari kostan, sekitar pukul 07.05 WIB.  Waktu itu saya sudah membuat janji dengan mas Fajar untuk pergi bersama, namun ia baru datang poukul 07.15 WIB. Akhirnya kami berdua berangkat ke rumahnya mas Dika, dan disana sudah ada Mas dika dan mas Mujib untuk memulai perjalanan ini. Dengan sedikit persiapan dan pengecekan barang-barang, kamipun start dari rumah Dika pukul 08.00 WIB.  Kami awali perjalanan tersebut dengan niat ibadah seaya mengucapkan doa, agar kami diberi kemudahan dalam perjalanan, serta mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Setelah kami memulai perjalanan, kami mengawali dengan berbagai poemandangan yang luar biasa, terutama kondisi hutan, kebun dan pesawahan disepanjang daerah Purwokerto, Purbalingga, dan Banjarnegara.  Sepanjang jalan, saya sangat kagum dengan kondisi alam tesebut, dengan sendirinya hati menyadari bahwa sangat luar biasa apa yang telah Allah SWT ciptakan untuk manusia. Perjalanan dilalui dengan suka dan menantang.  Walapun terbilang perjalanan yang ditempuh tidak terlalu panjang, tapi banyak hikmah yang dapat kami ambil dan syulkuri, salahsatunya yaitu perjalanan yang dilalui dengan berbagai ujian dan cobaan.  Motor yang saya kendarai bersama Dika hampir mengalami kecelakaan ketika melalui tikungan yang sangat tajam, dan nyaris masuk kedalam selokan yang besar.  Selain itu, motor yang dikendarai Fajar dan mujibpun mengalami hal yang sama, ketika menuruni jalanan yang terjal dan jelek, motor MX mereka masuk kedalam lubang yang cukup dalam. Namun alhamdulilah kami tidak mengalami luka apapun.  Selanjutnya  syukur alhamdulilah perjalanan seterusnya lancar dan tidak ada kendala apapun, dan kami sampai di Kota Banjarnegara pada pukul 09.35 WIB atau 1.5 jam perjalanan ditempuh.  Hal tersebut mungkin karena diawali niat dan doa yang kami panjatakan sebelum memulai perjalanan.
Sejenak kami beristirahat, lalu kami menuju target pertama, yaitu kantor BAPPEDA Banjarnegara.  Sesampainya dikota, kami sedikit kebingungan dan tak ada seorangpun yang mengerti letak kantornya.  Tidak ambil pusing, kami langsung bergerak cepat. Apa yang kami lakukan???? Ya kami bertanya.  Setelah kami bertanya pada seorang anggota Polisi, akhirnya kami tahu dimana letak kantor BAPPEDA yang jadi sasaran kami.  Kamipun sampai di tempat tujuan, dan langsung masuk ke kantor.  Sesampainya dikantor, kampipun kebingungan, sebab tidak ada resepsionisnya. Apa yang kami lakukan??? Ya kami bertanya.  Singkat cerita kami langsung beetemu dengan Bapak Agus, selaku humas kantor tersebut. Dengan penuh tanggung jawab, belau menerima kami dan kemudian memberikan arahan untuk kami, bahwa prosedur yang kami lakukan kurang tepat, sebab sebelum datang ke kantor BAPPEDA, seharusanya kami datang dulu ke kantor bupati, untuk meminta surat perijinan pengambilan data. Setelah diarahkan seperti itu, kamipun mematuhinya dan bergegas berangkat ke kantor Bupati. Namun kami tidak tahu kemana arah yang harus kami tuju.  Ternyata tanpa kami Tanya, pak agus langsung memberikan deskripsi kantor Bupati. Alhamdiulilah tanpa susah payah kami menemukan kantornya. Alhamdulilah Allah SWT mempermudah lagi.
Sesampainya di komplek KANTOR BUPATI banjarnegara, kamipun kembali bingung, dimana letak ruangan yang mengurus surat tersebut.  Alhamduililah kembalki lagi ada orang yang member tahu kami dimana letaknya, tanpanditanya. Alhamdulilaaah.
Sesapainya diruangan kami disambut dengan hangat oleh para pegawai, dan kamipun ditanyai mengenai perihal datang ke ruangan tersebut.  Setelah dijelasakan kebutuhan kami, tanpa basa basi, merseka langsung mengurusi surat perijinan tersebut, dengan persyaratan yang ditentukan, surat yang kami perlukan telah selesai dalam hitungan menit. Tanpa dipersulit sedikitpun oleh para pegawai. Alhamdulilah kemudahan kami peroleh kembali.
Kamipun bergegas kembali untuk mengurus surat tersebut di kantor BAPPEDA. 
Sesampainya disana, kami bertemu dengan pak Adi. Disana kami ditanyai hal apa saja yang perlu disiapkan, termasuk surat tembusan yang dapat dibuat oleh pak Adi.  Awalnya kami mengira pak adi terkesan memaksa dan rewel, padahal setelah kami pikirkan, pak Adi sangat [peduli dengan kami, bahkan beliau memikirkan apa yang belum sempat kami pikirkan. Luaar biasaaaaaa.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya delapan lembar surat yang kami perlukan selesai. Dan rasa syukurpun kami panjatkan. Alhamdulilah. Tujuan kami selanjutnya ialah kantor Dinas pertanian Banjarnegara.  Sebelum kami bergegas, kami bertemu dengan seorang nenek penjual kue tradisional yang kelihatannya belum laku dagangannya.  Awalnya saya enggan membeli kue tersebut, sebab harganya yang cukup mahal.  Namun ketika dilihat, kami merasa iba dan kasihan jika tida membeli kue yang nenek itu jual.  Akhirnya kamipun sepakat membelinya, dan Faja mengelurkan uang Rp 18.000 untuk membeli dua bungkus kue pisang dan kripik.  Alhamdulilah mungkin itu ujian yang Allah berikan untuk kami, apakah kami ada itika baik terhadap sesama.  Setelah ijab kobul berlangsung, kamipun bergegasa melanjutkan perjalanan.
Sekitar 10 menit kami menempuh perjalanan, akhirnya kami sampai di kantor DINAS PETERNAKAN Banjarnegara.  Kampin disambut dengan hangat oleh seluruh pegawai, kamipun merasa sangat senang.  Selanjutnya kami dikenalkan dengan Ibu Herlina, dan beliau memberikan gambaran kondisi dan data yang kamoi butuhkan.  Tanpa susah payah, kamipun mendapatkan benda yang kami perlukan, yaitu setumpuk buku statisti pertanian, dan softcopy data mengenai peternakan.  Alhamdulilah tanpa susahpaya kami memperolehnya.  Luarrrrr biasaaa.
Waktu itu, jam menunjukan pukul 12.10 WIB, kamipun sepakan untuk istirahat sejenak dan menjalankan ibadah Shalat dzuhur.  Mesjid agung banjarnegarapun kami tuju.  Sesampainya disana, kami sejenak beristirahat, kemudian sholat, dan kembali mngumpulkan energy yang telah terkuras.  Waktu itu okami dalam kondisi yang cukup capek, dan dapat dibilang musafir, sehingga bisa saja kami tidak puasa,,,hehee
Tapi alhamdulilah kami spakat terus istiqomah dan tidak membatalkan puasa kami, kembali lagi Allah SWT yang menguatkan kami.
Perjalanan selanjutnyapun kami lakoni, tanpa lupa berdoa dan berharap agar kegiatan kali ini kembali lancaar.
Jam menunjukan pukul 12.50, kami telah sampai di kantor BPS (Badan Pusat Statistik) Banjarnegara.  Sampai disanana kami disambutr oleh seorang keamanan yang sangat ramah. Kami ditunjukan kesebuah ruang yang sangat nyaman. Disana kami disuruh untuk mengisi buku tamu dan ditanyai perihal kedatangan kami ke kantor BPS.  Kemudian kami disuruh untuk menunggu setelah jam kerja mulai.  Akhirnya kamipun bertemu dengan Bu Ani, selaku penanggungjawab perpustakaan kantor BPS. Kurang lebih satu jam kami ngobrol dan membahas data apoasaja yang kami perlukan, akhirnya kami memperoleh tujuh buah buku dan setumpuk arsip mengenai data statistic yang kami perlukan.  Yaa datanya perlu dipilih, dan jumpahnya tidaklah sedikit.  Namun tanpa diminta, Bu Ani pun membantu kami memilah dan memilih buku yang kami perlukan. Alhamdulillah, Allah SWT kembali mempermudah kami. 
selanjutnya kami bergegas ke tempat fotocoy untuk menyalin arsip yang kami perlukan. Cukup lama waktu yang diperlukan, terhitun 1.5 jam kami mengcopy seluruh data.  Alhamdulilah lengkaplah sudah data yang kami perlukan.  Dengan rasa syukur kamipun bergegaS mengembalikan buku yang tadi kami pinjam.  Dengan penuh rasa ormat pihak keamanan kembakli menyambut kami, dan kampun mengembaklikan 8 buku tersebut.  Dengan penuh rasa gembira, kamipun bergegas pamit untuk pulang.

Waktu itu menunjukan kjam 15.05 WIB, akhirnya kamipun sepakat untuk sejenak instirahat dan solat di MESJID agung Banjarnegara.  Kamipun solat ashar berjamaah, dan setelah selesai kami istirahat sejenak.  Waktu menunjukan pukul 15.45 WIB, dan kami sepakat untuk melanjutkan perjalanan pulang pada pukul 16.00 WIB.  Sembari istirahat kamipun mengobrol tentang kegiatan yang seharian kami alami, intnya kami sangata bersyukur karena tidak ada suatu halanganpun yang kami alami. alhamdulilaah
Jam 16.00 WIB, kami start untuk pulang. Jalanan kali ini berbeda dengan jalan ketika kami berangkat.  Kali ini kami memilih jalan kota, dengan alasan agar jalanan lebih seru.  Disepanjang jalan kamipun menemui berbagai pemandangan, dan paling tragis adalah kecelakaan yang cukup parah, kamipun sedikit merinding dan takut dengan kejadian itu, sehingga kami semakin berhati-hati dijalan.  Alhamdulilah pukul 17.45 kami sampai kembali di kediaman Dika di daerah Arcawinangun. Dengan selamat sentosa, adil dan makmur
Sejnak kami beristirahat, terdengar adzan magrib berkumandang, yang berarti waktu buka puasa telah dimulai. Alhamdulilaaah
Setelah selesai menjalankan ibadah sholat magrib., kamipun bergegas menyantap hidangan yang telah disiapkan oleh ibunda Dika.  Sambil menyantap makanan dalam piring kamipun terus bercerita kegiatan sepanjang hari di Banjarnegara yang telah kami lalui dengan sukacita.


Inti yang dapat kami simpulkan, kami sangat bersyukur karena kegiatan kami seluruhnya berjalan lancar, tanpa halangan apapun dan kami yakin  itu berkah puasa ramadhan yang Allah SWT berikan kepada kami. Alhamdulilaah 





”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju     surga”. (HR. Turmudzi)

Kamis, 18 April 2013



PERBEDAAAN RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN (2010-2014) DENGAN RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN EDISI REVISI 2011

Dwiki Alfikriyadi Lutfi
FAKUTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013
Rencana strategis peternakan merupakan suatu program yang dilaksanakan oleh kementrian Pertanian, yang bertujuan untuk mecanangkan/memberikan gambaran hal apasaja yang nantinya akan berguna dalam kemajuan Peternakan Indonesia.  Proses penyusunan renstra diawali dengan penjaringan isu (eksternal dan internal), yang ditenggarai secara langsung akan mempengaruhi pencapaian hasil (outcome) dan keluaran (output) pelaksanaan program dan kegiatan. Tujuan renstra diharapkan esensi dan operasionalisasi program kegiatan yang dicakup didalam renstra dapat bersinergi dengan harapan dan keinginan stakeholders peternakan.

Perubahan isi renstra sendiri bertujuan untuk merevisi/memperbaiki rencana yang sudah dibuat sebelumnya. Unsure perubahan yang mencolok ialah pergantian nama instansi yang sebelumya bernama Direktorat Jenderal Peternakan dibawah pimpinan Dr. Ir. Tjeppy D. Soedjana, Msc, menjadi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dibawah pimpinan Ir. Syukur Iwantoro, MS, MBA tahun 2011.  Dibawah pemimpin dan system yang berbeda, maka prosedur yang berlaku juga berubah yang disesuaikan dengan kebutuhan yang berlaku saat ini.

Rencana strategis telah memuat bagian-bagian yang saling terkait satu sama lain yang menggambarkan proses penyusunannya.  Renstra lama memuat beberapa prosedur, antaralain : Pendahuluan; Potensi dan permasalahan; Visi, misi, Tujuan, dan Sasaran; Arah, Kebijakan Strategi; Program dan Kegiatan; Indikator Kinerja Program dan Kegiatan.  Namun kini program/prosedurnya telah direvisi menjadi beberapa penambahan dan pengurangan, yaitu : Pendahuluan; Visi, Misi, dan Nilai-nilai; Analisis Lingkungan Strategis (internal maupun eksternal); Tujuan dan Sasaran; dan Berbagai kegiatan menuju swasembada daging sapid an kerbau; Strategi Operasional; Pendanaan; dan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan.

Tujuan pembuatan rencana strategis itu sndiri telah berubah, awalnya renstra ditujukan sebagai respon terhadap dinamika lingkungan strategis baik global maupun domestic, serta memperhatikan peternakan sebagai alat managerial untuk memelihara keberlanjutan dan perbaikan keinerja lembaga yang dituangkan dalam enam tujuan pokok renstra.  Kemudian tujuan itu bergeser kearah yang lebih difokuskan untuk merumuskan kebijakan dan standarisasi teknis bidang peternakan dan kesehatan hewan yang berbasis sumber daya lokal.

Perubahan/revisi utama yang harus disoroti terletak dibagian program yang akan dilaksanakan.  Pada renstra lama, program diarahkan ke bagian konsep dasar yang akan menunjang renstra itu sendiri.   Renstra lama difokuskan pada hal dasar yang berkaitan dengan pengambangan peternakan.  Bahasan lebih diarahkan pada materi dasar yang dilaksanakan secara runut dan detail.  Seperti permasalahan dibidang perunggasan, persusuan, serta kebijakan import Sapi Potong.  Selain tiu dibahas pula pradigma yang berkaitan dengan keberpihakan, sumberdaya manusia, serta investasi yang dilakukan.  Kemudian focus utama kegiatan diarahkan kepada sumberdaya lokal yang ada, terutama ternak yang sangat potensial untuk dikembangkan.

Rencana strategis versi terbaru memuat konsep yang lebih aplikatif dan diarahkan kepada suatu kegiatan yang lebih bernilai implementasi dari renstra yang sebelumnya telah dibuat.  Salahsatu contohnya ialah pada aspek penilaian secara SWOT yang dibahas lebih detail dan runut.  Pada aplikasi renstra itu sendiri, kini telah bekerja kearah yang lebih luas cakupannya, sehingga renstra versi terbaru telah bekerjasama dengan berbagai lembaga yang saling berhubungan, seperti: Kemendagri, Perindustrian, Perdagangan, Perhubungan, BUMN, dan lainnya, yang tentunya bertujuan untuk mempermudah jalannya program yang telah dicanangkan dalam rencana strategis itu sendiri.  Berbagai perguruan tinggipun kini telah diikutsertakan untuk menjalankan renstra pengembangan peternakan di Indonesia.

Pada renstra versi baru dan lama masih terdapat beberapa kesamaan, terutama Visai dan Misi.  Hal tersebut tentunya berguna dalam keberlanjutan dan kontinyuitas seluruh program renstra yang sebelumnya telah terprogramkan. Sehingga dapat berjalan secara berkesinambungan dan diharapkan akan terus berdampak positif terhadap perkembangan peternakan di Indosesia.

Rabu, 17 April 2013

SEJARAH MUNCULNYA HMPS RABBIT CONTEST (HRC) 2012



SEJARAH MUNCULNYA
HMPS RABBIT CONTEST (HRC) 2012

Latar Belakang
Kelinci merupakan salahsatu ternak yang memiliki keunikan tersendiri, dengan tingkat produktifitas yang terbilang tinggi tentunya menjadikan kelinci sebagai hewan yang bernilai profit.  Disamping itu, kelinci juga memiliki keunikan pada bentuk tubuh yang relatif enak dipandang,  postur tubuh, gerak-gerik, serta ukuran tubuh, menjadikan kelinci  termasuk ternak yang bernilai estetika/keindahan, sehingga menarik apabila dikonteskan.  Selain itu, jenis kelinci hias yang beragam membuat variasi kelinci untuk kontes semakin menarik.  Daya tarik tersebutlah yang melatarbelakangi adanya kontes kelinci. Selain dijadikan ajang penyaluran minat dan hobi, kelinci juga dapat dijadikan usaha yang bernilai profit dan menguntungkan.  Oleh karena itulah, kontes kelinci juga berguna untuk meningkatkan grade/standar kelinci tertentu.

Asal Mula Berdiri
Pertama kalinya kontes kelinci dilaksanakan atas dasar minat dan tantangan yang dirasakan oleh sekelompok mahasiswa jurusan, yang bernama Himpunan Mahasiswa Program Studi Peternakan (HMPS S1), Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman.  Ide mengadakan kontes kelinci tersebut diawali dengan adanya harapan untuk memajukan ternak lokal yang dapat dijadikan stimulus untuk meningkatkan gairah para peternak di daerah Banyumas.  Berbagai jenis ternakpun dirumuskan untuk dikonteskan, termasuk jenis ternak ruminansia dan non ruminansia, namun akhirnya ternak kelici yang dipilih untuk dikonteskan.  Setelah melalui waktu yang cukup panjang, terbentuk konsep real untuk melaksanakan kontes kelinci di sekitar Banyumas.  Hal tersebutlah yang melatarbelakangi penamaan kontes, yaitu “HMPS Rabbit Contest (HRC)”.
Berbagai persiapan dilakukan dengan matang disertai dengan kinerja yang nyata.  Berbagai permasalahanpun hilir mudik selalu ditemui, mulai dari keterbatasan modal, jenis kelinci yang diperlombakan, serta sistem penjurian yang berlaku.  Tantangan tersebut tidak lantas menjadi penghambat jalanya proses kontes kelinci, justru hal tersebut dijadikan motivasi oleh para panita sebagai tantangan yang harus dibuktikan dengan sebuah raihan kesuksesan. Singkat kata, akhirnya seluruh konsep telah matang dan HRC 2012 siap dilaksanakan dengan megah.

HRC Pertama
Akhirnya untuk pertamakali HRC dilaksanakan di Kampus Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman.  Dengan konsep yang natural dan didasarkan pada kearifan lokal, HRC tersebut cukup menjadi daya tarik bagi para pecinta kelinci.  Kontes dilaksanakan di daerah karesidenan Banyumas, mencakup wilayah Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Kebumen, dan Tegal.  Peserta datang dengan penuh semangat dan antusias, hal tersebut dibuktikan dengan tingkat pendaftaran yang cukup tinggi.  Semula pendaftaran ditargetkan 50 ekor kelinci untuk lima kategori, yaitu English Angora, Fuzzy Lop, Rex, Flamish Giant dan Dutch, namun kenyataanya pendaftaran melebihi target yang ditetapkan.  Jumlah peserta yang resmi mengikuti konters sebanyak 68 ekor kelinci.  Hal tersebut menunjukan bahwa antusisme dari peserta cukup tinggi.
Kontes tersebut berjalan dengan lancar, dibuktikan dengan tanggapan positif dari para peserta, bahwa kontes harus dilaksanakan kembali tahun depan.  Hal tersebut disebabkan HRC sendiri memiliki daya tarik yang cukup tinggi, mulai dari hadiah yang diberikan, system penjurian, serta setifikasi yang dapat dijadikan modal bagi peternak tersebut.  Indikator lain untuk menentukan kesuksesan tersebut adalah jumlah penonton yang cukup membludak.  Walapun penjurian dilaksanakan terus menerus, ruang penjurian dan tempat show tidak pernah sepi dari penonton.  Hal tersbut merupakan bukti bahwa HRC tersebut berjalan dengan sukses.
Sejarah tersebut yang melatarbelakangi  pelaksanaan HRC Open 2013 ( Skala Nasional),  yang nantinya akan kembali membawa nama Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman ke kancah Nasonal ataupun Internasional.
“Dwiki Alfikriyadi Lutfi”