Jumat, 08 Juni 2012

Artikel mengenai persususan Part 1


PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI SUSU SAPI
DI KALANGAN PETERNAK SAPI PERAH
 CIF ( CENTRAL INTEGRATION FARM)
DESA BARU TEGAL KECAMATAN CIBEUREUM, CISARUA BOGOR
DWIKI ALFIKRIYADI LUTFI
D1E010074
FAKULTAS PETERNAKAN, UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2012

Susu merupakan suatu bahan makanan yang tersusun atas beberapa komponen gizi yang penting bagi kebbutuhan tubuh manusia. Susu merupakan suatu senyawa yang memiliki daya cerna yang baik serta memiliki banyak khasiat yang penting bagi tubuh. Komponen yang terdapat didalam susu, antara lain : air, laktosa, protein, lemak dan zat lainnya. Di negara maju susu sudah menjadi suatu jenis pangan yang bukan hanya sekedar pelengkap makanan pokok, akan tetapi susu sudah menjadi suatu kebutuhan primer yang harus ada dalam setiap hidangan makan. Berbanding terbalik dengan negara maju, di negara-negara berkembang seperti Indonesia, susu merupakan suatu bahan makanan yang digunakan sebagai pelengkap saja dan menjadi suatu barang yang tersier bagi suatu golongan masyarakat. Padahal seyogyanya susu haruslah dikonsumsi setiap orang guna memenuhi kebutuhan asupan nutrisi. Namun fakta membuktikan, bahwa di Indonesia angka konsumsi susu masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan negara asia lainnya. Padahal dari segi kekayaan alam, Indonesia merupakan negara yang kaya, subur, serta dikatakan makmur. Sehingga tidak menutup kemungkinan peternakan sapi atau kambingpun harus berkembang dengan baik. Namun kenyataannya tidak demikian, produktifitas ternak di Indonesia masih sangat rendah. Hal tersebut dikarenakan berbagai faktor seperti kualitas genetik ternak, factor iklim setempat, cara merawat/ manajemen, serta faktor kualitas sumberdaya manusia.
Kebutuhan susu di Indonesia sangatlah tinggi, mengingat jumlah penduduknya yang mencapai 230 juta jiwa, dengan penyebaran penduduk yang tidak merata. Pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat masih ditunjang oleh sektor luar negeri. Produksi susu dalam negeri hanya mampu memproduksi sekitar 30% kebutuhan nasional, sedangkan sisanya sebesar 70% masih dipenuhi oleh susu dari negara lain. Import susu sendiri memiliki jumlah yang cukup fantastis, baik itu susu skim, bubuk ataupun susu segar. Nyatanya kualitas susu sapi dalam dan luar negeri memiliki kualitas yang tidak berbeda jauh, akan tetepi yang membedakan ialah kuantitas dan kontinuitas susu dalam dan luar negeri sangatlah berbeda. Jika di dalam negeri rata-rata seekor sapi hanya mampu memproduksi susu maksimal sebanyak 20 liter perhari, di luar negeri seekor sapi mampu mencapai angka 100 liter perhari. Jadi dari sanalah kuantitas dan kontinyuitas terlihat berbeda. Dari hal tersebut perbedaan dapat dilihat, dan dari situlah berbagai faktor dapat dipengaruhi, seperti harga susu, kualitas susu, serta ketersediaan susu. Peranan permerintah sendiri sangatlah besar dalam aspek kebutuhan susu nasional, mulai dari menentukan kebijakan import, pengendalian ternak yang baik, hingga penentuan harga susu dalam negeri. Namun nyatanya peeranan pemerintah sendiri sangatlah kurang, apalagi jika dikaitkan dengan kepentingan peternak kecil yang terdapat di daerah terpencil yang haknya kurang tersentuh namun keberadaannya dapat dirasakan.
Jika dikatakan sebagai seorang peternak sapi perah, maka otomatis pasti berkecimplung dengan susu, dan sudah pasti sering mengkonsumsi susu. Namun tidak demikian halnya dengan para peternak yang terdapat di desa Baru Tegal Kecamatan Cibeureum Cisarua. Walaupun mereka sering berkecimplung dengan susu, namun bagi mereka susu merupakan sesuatu yang langka dan mahal harganya. Gaji yang mereka terima hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja, sehingga tidak memungkinkan untuk mengkonsumsi susu yang mereka peroleh. Sesekali peternak bisa saja mengkonsumsi susu yang mereka perah sendiri, namun nantinya gaji yang diperoleh akan dipotong sesuai dengan jumlah susu yang dikonsumsi. Bagi para pekerja peternakan sapi perah di Cisarua, susu merupakan sumber pendapatan mereka, sehingga susu terbebut tidak mungkin untuk dikonsusi mereka sendiri, mereka lebih memilik uang yang diperuntukan memenuhi kebutuhan sehari-hari, padahal mereka sendiri membutuhkan asupan nutrisi dalam susu tersebut. Jika dilihat dari tingkat kesejahteraan para peternak, maka dapat dikatakan jauh dari kata sejahtera, padahal peran mereka sangatlah penting bagi penunjang kebutuhan susu masyarakat.
Apabila dikaji lebih dalam maka peternak jarang sekali mengonsumsi susu yang mereka peroleh sendiri, sehingga dampak dari hal tersebut sangatlah banyak, seperti kualitas kesehatan yang rendah dan tingkat kesejahteraan yang masih rendah pula. Padahal seyogyanya sebelum mereka memenuhi kebutuhan orang lain, mereka harusnya memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Bisa saja hal tersebut merupakan suatu pilihan, namun seharusnya mereka sendiri sadar akan kebutuhannya tersebut. Hal tersebut merupakan suatu permasalahan bersama yang harus dituntaskan, sebab seharusnya setiap orang memiliki hak untuk mencukupi kebutuhannya termasuk susu. Upaya yang harus dilakukan adalah terus meningkatkan kualitas dan kuantitas susu dalam negeri yang dapat diupayakan melalui berbagai upaya seperti terus meningkatkan mutu genetik ternak, manajemen yang baik, serta dukungan dari pihak pemerintah. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan industri persusuan di Indonesia akan terus maju sejalan dengan tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi. Sehingga semua orang dapat mengkonsumsi susu dengan mudah termasuk peternak selaku produsen susu semakin leluasa untuk mengkonsumsi tidak hanya memproduksi. Sehingga pada akhirnya seluruh masyarakat Indonesia mampu mengkonsumsi susu sesuai dengan kebutuhannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar