Rabu, 17 April 2013

SEJARAH MUNCULNYA HMPS RABBIT CONTEST (HRC) 2012



SEJARAH MUNCULNYA
HMPS RABBIT CONTEST (HRC) 2012

Latar Belakang
Kelinci merupakan salahsatu ternak yang memiliki keunikan tersendiri, dengan tingkat produktifitas yang terbilang tinggi tentunya menjadikan kelinci sebagai hewan yang bernilai profit.  Disamping itu, kelinci juga memiliki keunikan pada bentuk tubuh yang relatif enak dipandang,  postur tubuh, gerak-gerik, serta ukuran tubuh, menjadikan kelinci  termasuk ternak yang bernilai estetika/keindahan, sehingga menarik apabila dikonteskan.  Selain itu, jenis kelinci hias yang beragam membuat variasi kelinci untuk kontes semakin menarik.  Daya tarik tersebutlah yang melatarbelakangi adanya kontes kelinci. Selain dijadikan ajang penyaluran minat dan hobi, kelinci juga dapat dijadikan usaha yang bernilai profit dan menguntungkan.  Oleh karena itulah, kontes kelinci juga berguna untuk meningkatkan grade/standar kelinci tertentu.

Asal Mula Berdiri
Pertama kalinya kontes kelinci dilaksanakan atas dasar minat dan tantangan yang dirasakan oleh sekelompok mahasiswa jurusan, yang bernama Himpunan Mahasiswa Program Studi Peternakan (HMPS S1), Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman.  Ide mengadakan kontes kelinci tersebut diawali dengan adanya harapan untuk memajukan ternak lokal yang dapat dijadikan stimulus untuk meningkatkan gairah para peternak di daerah Banyumas.  Berbagai jenis ternakpun dirumuskan untuk dikonteskan, termasuk jenis ternak ruminansia dan non ruminansia, namun akhirnya ternak kelici yang dipilih untuk dikonteskan.  Setelah melalui waktu yang cukup panjang, terbentuk konsep real untuk melaksanakan kontes kelinci di sekitar Banyumas.  Hal tersebutlah yang melatarbelakangi penamaan kontes, yaitu “HMPS Rabbit Contest (HRC)”.
Berbagai persiapan dilakukan dengan matang disertai dengan kinerja yang nyata.  Berbagai permasalahanpun hilir mudik selalu ditemui, mulai dari keterbatasan modal, jenis kelinci yang diperlombakan, serta sistem penjurian yang berlaku.  Tantangan tersebut tidak lantas menjadi penghambat jalanya proses kontes kelinci, justru hal tersebut dijadikan motivasi oleh para panita sebagai tantangan yang harus dibuktikan dengan sebuah raihan kesuksesan. Singkat kata, akhirnya seluruh konsep telah matang dan HRC 2012 siap dilaksanakan dengan megah.

HRC Pertama
Akhirnya untuk pertamakali HRC dilaksanakan di Kampus Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman.  Dengan konsep yang natural dan didasarkan pada kearifan lokal, HRC tersebut cukup menjadi daya tarik bagi para pecinta kelinci.  Kontes dilaksanakan di daerah karesidenan Banyumas, mencakup wilayah Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Kebumen, dan Tegal.  Peserta datang dengan penuh semangat dan antusias, hal tersebut dibuktikan dengan tingkat pendaftaran yang cukup tinggi.  Semula pendaftaran ditargetkan 50 ekor kelinci untuk lima kategori, yaitu English Angora, Fuzzy Lop, Rex, Flamish Giant dan Dutch, namun kenyataanya pendaftaran melebihi target yang ditetapkan.  Jumlah peserta yang resmi mengikuti konters sebanyak 68 ekor kelinci.  Hal tersebut menunjukan bahwa antusisme dari peserta cukup tinggi.
Kontes tersebut berjalan dengan lancar, dibuktikan dengan tanggapan positif dari para peserta, bahwa kontes harus dilaksanakan kembali tahun depan.  Hal tersebut disebabkan HRC sendiri memiliki daya tarik yang cukup tinggi, mulai dari hadiah yang diberikan, system penjurian, serta setifikasi yang dapat dijadikan modal bagi peternak tersebut.  Indikator lain untuk menentukan kesuksesan tersebut adalah jumlah penonton yang cukup membludak.  Walapun penjurian dilaksanakan terus menerus, ruang penjurian dan tempat show tidak pernah sepi dari penonton.  Hal tersbut merupakan bukti bahwa HRC tersebut berjalan dengan sukses.
Sejarah tersebut yang melatarbelakangi  pelaksanaan HRC Open 2013 ( Skala Nasional),  yang nantinya akan kembali membawa nama Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman ke kancah Nasonal ataupun Internasional.
“Dwiki Alfikriyadi Lutfi”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar