SEJARAH
MUNCULNYA
HMPS RABBIT
CONTEST (HRC) 2012
Latar Belakang
Kelinci merupakan salahsatu ternak yang memiliki keunikan
tersendiri, dengan tingkat produktifitas yang terbilang tinggi tentunya
menjadikan kelinci sebagai hewan yang bernilai profit. Disamping itu, kelinci juga memiliki keunikan
pada bentuk tubuh yang relatif enak dipandang,
postur tubuh, gerak-gerik, serta ukuran tubuh, menjadikan kelinci termasuk ternak yang bernilai
estetika/keindahan, sehingga menarik apabila dikonteskan. Selain itu, jenis kelinci hias yang beragam
membuat variasi kelinci untuk kontes semakin menarik. Daya tarik tersebutlah yang melatarbelakangi
adanya kontes kelinci. Selain dijadikan ajang penyaluran minat dan hobi, kelinci
juga dapat dijadikan usaha yang bernilai profit dan menguntungkan. Oleh karena itulah, kontes kelinci juga
berguna untuk meningkatkan grade/standar kelinci tertentu.
Asal
Mula Berdiri
Pertama kalinya kontes kelinci dilaksanakan atas dasar minat dan
tantangan yang dirasakan oleh sekelompok mahasiswa jurusan, yang bernama
Himpunan Mahasiswa Program Studi Peternakan (HMPS S1), Fakultas Peternakan
Universitas Jenderal Soedirman. Ide
mengadakan kontes kelinci tersebut diawali dengan adanya harapan untuk
memajukan ternak lokal yang dapat dijadikan stimulus untuk meningkatkan gairah
para peternak di daerah Banyumas. Berbagai
jenis ternakpun dirumuskan untuk dikonteskan, termasuk jenis ternak ruminansia
dan non ruminansia, namun akhirnya ternak kelici yang dipilih untuk
dikonteskan. Setelah melalui waktu yang
cukup panjang, terbentuk konsep real untuk melaksanakan kontes kelinci
di sekitar Banyumas. Hal tersebutlah
yang melatarbelakangi penamaan kontes, yaitu “HMPS Rabbit Contest (HRC)”.
Berbagai persiapan dilakukan dengan matang disertai dengan kinerja
yang nyata. Berbagai permasalahanpun
hilir mudik selalu ditemui, mulai dari keterbatasan modal, jenis kelinci yang
diperlombakan, serta sistem penjurian yang berlaku. Tantangan tersebut tidak lantas menjadi
penghambat jalanya proses kontes kelinci, justru hal tersebut dijadikan
motivasi oleh para panita sebagai tantangan yang harus dibuktikan dengan sebuah
raihan kesuksesan. Singkat kata, akhirnya seluruh konsep telah matang dan HRC
2012 siap dilaksanakan dengan megah.
HRC Pertama
Akhirnya untuk pertamakali HRC dilaksanakan di Kampus Fakultas
Peternakan Universitas Jenderal Soedirman.
Dengan konsep yang natural dan didasarkan pada kearifan lokal, HRC
tersebut cukup menjadi daya tarik bagi para pecinta kelinci. Kontes dilaksanakan di daerah karesidenan
Banyumas, mencakup wilayah Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Kebumen, dan
Tegal. Peserta datang dengan penuh
semangat dan antusias, hal tersebut dibuktikan dengan tingkat pendaftaran yang
cukup tinggi. Semula pendaftaran
ditargetkan 50 ekor kelinci untuk lima kategori, yaitu English Angora, Fuzzy
Lop, Rex, Flamish Giant dan Dutch, namun kenyataanya pendaftaran melebihi
target yang ditetapkan. Jumlah peserta
yang resmi mengikuti konters sebanyak 68 ekor kelinci. Hal tersebut menunjukan bahwa antusisme dari
peserta cukup tinggi.
Kontes tersebut berjalan dengan lancar, dibuktikan dengan tanggapan
positif dari para peserta, bahwa kontes harus dilaksanakan kembali tahun
depan. Hal tersebut disebabkan HRC
sendiri memiliki daya tarik yang cukup tinggi, mulai dari hadiah yang
diberikan, system penjurian, serta setifikasi yang dapat dijadikan modal bagi
peternak tersebut. Indikator lain untuk
menentukan kesuksesan tersebut adalah jumlah penonton yang cukup
membludak. Walapun penjurian dilaksanakan
terus menerus, ruang penjurian dan tempat show tidak pernah sepi dari
penonton. Hal tersbut merupakan bukti
bahwa HRC tersebut berjalan dengan sukses.
Sejarah tersebut yang melatarbelakangi pelaksanaan HRC Open 2013 ( Skala
Nasional), yang nantinya akan kembali
membawa nama Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman ke kancah
Nasonal ataupun Internasional.
“Dwiki
Alfikriyadi Lutfi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar