Mulai
Beternak kelinci
Part 2
Kelinci
merupakan salahsatu hewan yang memiliki produktifits tinggi dan cukup diminati
dipasaran, baik itu untuk tujuan piaraan (kesayangan) ataupun untuk konsumsi.
Di Indonesia kelinci masih digunakan sebagai hewan piaraan kesayangan. Padahal
jika dijadikan penghasil dagingpun kelinci sangat potensial. Dengan siklus
beranak yang relatif singkat, dalam setahunnya seekor induk mampu beranak
sampai dengan tiga kali. Sebenarnya kelinci termasuk hewan yang manja dan
relatif mudah stress, namun dengan perawatan yang relatif mudah dan sederhana,
maka setiap orang seyogyanya mampu untuk membudidayakan kelinci jika dilakukan
dengan serius dan merupakan suatu peluang bisnis yang potensial.
Bagi
seorang pemula, budidaya kelinci bisa saja dianggap suatu hal yang sulit untuk
dilakukan. Memang dalam budidaya, konsistensi dan keseriusan merupakan hal yang
sangat perlu diperhatikan dan diakukan. Bagi seorang pemula budidaya dapat
dilakukan dengan awal yang seperlunya ( terbatas ), dalam artian jumlah kelinci
yang dipelihara tidak terlalu banyak. Bagi seorang pemula seluruh aspek dalam
proses budidaya, seperti : perkandangan, sanitasi dan biosecurity, pakan dan
manajemen reproduksi,dan kesehatan harus dipahami dan dikuasai dengan benar.
Sebab kenyataanya kelinci merupakan hewan yang relatif cepat stress dan mudah
mati. Oleh sebab itu seluruh aspek yang berada dalam budidaya harus dikuasai
dengan baik sehingga dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.
Ketika
memulai untuk memelihara kelinci maka seluruh aspek budidaya tersebut harus
dijalankan dengan baik, guna mencapai target produksi yang diinginkan. Bagi
seorang pemula hal pertama yang perlu dilakukan antaralain:
1.
Menentukan tujuan
produksi/pemeliharaan
Tujuan produksi
merupakan hal pertama yang perlu dilakukan oleh seorang peternak guna mencapai
target yang ditentukan. Ketika akan memulai beternak maka tujuan budidaya
tersebut menjadi faktor utama dalam kelanjutan proses budidaya tersebut. Tujuan
produksi tersebut bertujuan agar kegiatan budidaya tetap terarah dan tidak
melenceng dengan tujuan awal.
Dalam budidaya kelinci sendiri terdapat
beberapa tujuan produksi, antara lain : penghasil daging, penghasil bulu
(wool), dan hias (piaraan).
Setiap peternak tentunya
memiliki tujuan masing-masing. Namun seyogyanya tujuan tersebut disesuaikan
dengan faktor lain seperti aspek kebutuhan pasar, ataupun aspek penunjang
lainnya seperti lokasi usaha (berkaitan dengan pasar) dan iklim setempat. Tujuan
tersebut pada dasarnya merupakan peluang yang muncul di pasaran. Sebab kembali
lagi kesalahsatu tujuan awal budidaya tersebut adalah menghasilkan kelinci yang
berkualitas dan memiliki nilai jual yang tinggi. Oleh karena itu sebaiknya
sebelum memulai budidaya, maka tujuan awal budidaya tersebut harus sudah
ditentukan, sehingga jalannya budidaya tersebut sesuai dengan target yang
ditentukan.
2.
Menentukan jenis
kelinci
Setelah menentukan
tujuan produksi, maka yang harus dilakukan ialah memilih jenis kelinci sesuai
dengan tujuan budidaya tersebut. Misalnya tujuannya ialah memproduksi daging
maka kelinci yang digunakan haruslah kelinci yang memiliki postur besar dalam
hal ini misalkan jenis Flamis Giant, sehat dan proporsi karkas yang tinggi.
Jenis kelinci juga harus disesuaikan dengan tujuan produksi tadi, sebab jika
kelinci yang digunakan tidak sesuai alhasil hasil yang diperoleh tidaklah
maksimal.
Selain itu jenis kelinci
juga harus disesuaikan dengan faktor pendukung lainnya, misal iklim, topografi,
dan kondisi pasar yang ada. Sehingga produk yang dihasilkan akan maksimal dan
diminati oleh pasaran. Contohnya : kelinci hias yang sekarang sedang trend adalah
jenis Rex, maka budidaya yang dilakukan disesuaikan dengan pasaran yang ada.
Sebab hal tersebut merupakan peluang yang menguntungkan. Sehingga hasil budidaya
kelinci itu sendiri tidak akan sia-aia dan kemungkinan keuntungan yang
diperoleh akan semakin tinggi.
3.
Menentukan system/manajemen
budidaya
Ya, system budidaya
merupakan hal yang sangat penting dalam usaha budidaya kelinci itu sendiri, sebab
dari sistem budidaya yang dilakukan hasilnya akan langsung dirasakan. Baik
buruknya perawatan terhadap kelinci maka akan menentukan kualitas kelinci itu
sendiri.
System budidaya
berkaitan dengan perawatan yang dilakukan terhadap kelinci. Contohnya ialah
manajemn perkandangan, manajemen pakan, manajemen kesehatan dan manajemen
reproduksi. Seluruh aspek tersebut harus ditentukan untuk kemudian dijalankan
dengan baik dan benar. Kondisi dilapangan sangatlah berbeda dengan teori yang
ada, oleh sebab itu sebaikanya seorang peternak benar-benar paham menganai
seluk beluk mengenai kelinci, yang tentunya berkaitan erat dengan system
budidaya yang dilakukan. System budidaya tersebut akan menentukan hasil yang
diperoleh nanti. Oleh sebab itu dalam
melaksanakan budidaya maka system yang digunakan haruslah sesuai sehingga hasil
yang diperoleh akan maksimal.
Itulah sedikit tips yang dapat
dilakukan ketika akan memulai budidaya. Seyogyanya seluruh aspek dalam budidaya
tersebut harus dilakukan dengan baik guna mencapai target yang diinginkan.