Minggu, 29 Juli 2012

Mulai Beternak Kelinci


Mulai Beternak kelinci
 Part 2
Kelinci merupakan salahsatu hewan yang memiliki produktifits tinggi dan cukup diminati dipasaran, baik itu untuk tujuan piaraan (kesayangan) ataupun untuk konsumsi. Di Indonesia kelinci masih digunakan sebagai hewan piaraan kesayangan. Padahal jika dijadikan penghasil dagingpun kelinci sangat potensial. Dengan siklus beranak yang relatif singkat, dalam setahunnya seekor induk mampu beranak sampai dengan tiga kali. Sebenarnya kelinci termasuk hewan yang manja dan relatif mudah stress, namun dengan perawatan yang relatif mudah dan sederhana, maka setiap orang seyogyanya mampu untuk membudidayakan kelinci jika dilakukan dengan serius dan merupakan suatu peluang bisnis yang potensial.
Bagi seorang pemula, budidaya kelinci bisa saja dianggap suatu hal yang sulit untuk dilakukan. Memang dalam budidaya, konsistensi dan keseriusan merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan dan diakukan. Bagi seorang pemula budidaya dapat dilakukan dengan awal yang seperlunya ( terbatas ), dalam artian jumlah kelinci yang dipelihara tidak terlalu banyak. Bagi seorang pemula seluruh aspek dalam proses budidaya, seperti : perkandangan, sanitasi dan biosecurity, pakan dan manajemen reproduksi,dan kesehatan harus dipahami dan dikuasai dengan benar. Sebab kenyataanya kelinci merupakan hewan yang relatif cepat stress dan mudah mati. Oleh sebab itu seluruh aspek yang berada dalam budidaya harus dikuasai dengan baik sehingga dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.
Ketika memulai untuk memelihara kelinci maka seluruh aspek budidaya tersebut harus dijalankan dengan baik, guna mencapai target produksi yang diinginkan. Bagi seorang pemula hal pertama yang perlu dilakukan antaralain:
1.      Menentukan tujuan produksi/pemeliharaan
Tujuan produksi merupakan hal pertama yang perlu dilakukan oleh seorang peternak guna mencapai target yang ditentukan. Ketika akan memulai beternak maka tujuan budidaya tersebut menjadi faktor utama dalam kelanjutan proses budidaya tersebut. Tujuan produksi tersebut bertujuan agar kegiatan budidaya tetap terarah dan tidak melenceng dengan tujuan awal.
Dalam budidaya kelinci sendiri terdapat beberapa tujuan produksi, antara lain : penghasil daging, penghasil bulu (wool), dan hias (piaraan).
Setiap peternak tentunya memiliki tujuan masing-masing. Namun seyogyanya tujuan tersebut disesuaikan dengan faktor lain seperti aspek kebutuhan pasar, ataupun aspek penunjang lainnya seperti lokasi usaha (berkaitan dengan pasar) dan iklim setempat. Tujuan tersebut pada dasarnya merupakan peluang yang muncul di pasaran. Sebab kembali lagi kesalahsatu tujuan awal budidaya tersebut adalah menghasilkan kelinci yang berkualitas dan memiliki nilai jual yang tinggi. Oleh karena itu sebaiknya sebelum memulai budidaya, maka tujuan awal budidaya tersebut harus sudah ditentukan, sehingga jalannya budidaya tersebut sesuai dengan target yang ditentukan.

2.     Menentukan jenis kelinci
Setelah menentukan tujuan produksi, maka yang harus dilakukan ialah memilih jenis kelinci sesuai dengan tujuan budidaya tersebut. Misalnya tujuannya ialah memproduksi daging maka kelinci yang digunakan haruslah kelinci yang memiliki postur besar dalam hal ini misalkan jenis Flamis Giant, sehat dan proporsi karkas yang tinggi. Jenis kelinci juga harus disesuaikan dengan tujuan produksi tadi, sebab jika kelinci yang digunakan tidak sesuai alhasil hasil yang diperoleh tidaklah maksimal.
Selain itu jenis kelinci juga harus disesuaikan dengan faktor pendukung lainnya, misal iklim, topografi, dan kondisi pasar yang ada. Sehingga produk yang dihasilkan akan maksimal dan diminati oleh pasaran. Contohnya :  kelinci hias yang sekarang sedang trend adalah jenis Rex, maka budidaya yang dilakukan disesuaikan dengan pasaran yang ada. Sebab hal tersebut merupakan peluang yang menguntungkan. Sehingga hasil budidaya kelinci itu sendiri tidak akan sia-aia dan kemungkinan keuntungan yang diperoleh akan semakin tinggi.

3.    Menentukan system/manajemen budidaya
Ya, system budidaya merupakan hal yang sangat penting dalam usaha budidaya kelinci itu sendiri, sebab dari sistem budidaya yang dilakukan hasilnya akan langsung dirasakan. Baik buruknya perawatan terhadap kelinci maka akan menentukan kualitas kelinci itu sendiri.
System budidaya berkaitan dengan perawatan yang dilakukan terhadap kelinci. Contohnya ialah manajemn perkandangan, manajemen pakan, manajemen kesehatan dan manajemen reproduksi. Seluruh aspek tersebut harus ditentukan untuk kemudian dijalankan dengan baik dan benar. Kondisi dilapangan sangatlah berbeda dengan teori yang ada, oleh sebab itu sebaikanya seorang peternak benar-benar paham menganai seluk beluk mengenai kelinci, yang tentunya berkaitan erat dengan system budidaya yang dilakukan. System budidaya tersebut akan menentukan hasil yang diperoleh nanti. Oleh sebab itu  dalam melaksanakan budidaya maka system yang digunakan haruslah sesuai sehingga hasil yang diperoleh akan maksimal.

Itulah sedikit tips yang dapat dilakukan ketika akan memulai budidaya. Seyogyanya seluruh aspek dalam budidaya tersebut harus dilakukan dengan baik guna mencapai target yang diinginkan.